Oleh : Misbahuddin
Salah satu “ jurus “ mendapatakan
pemahamaan yang “ kaafah “ adalah dengan
mengekplorasi lebih dalam konsep-konsep
atau pengertian-pengertian yang ada tentang sesuatu. wabil khusus
tentang teori-teori nahwu.
Ilmu bukan hanya dihasilkan dengan
cara “ menelan tanpa mengunyah “ langsung
( Taked for granted ) dari Tranforme ( penyampai ) limu.
tetapi harus ada sebuah proses berfikir yang dalam sehingga kita mendapatkan
pemahahaman yang menyeluruh. sebagai
mana pepatah mengatakan, “ dekatilah kebenaran itu dengan kebenaran itu
sendiri, jangan dekati kebenaran hanya dari penyampai kebenaran ”.
Dimasa-masa awal kita belajar
tentang konsep fail, kita temukan pengertian fail adalah isim yang marfu yang
terletak setelah fiil yang ma’lum yang menunjukan pelaku dari sebuah perbuatan.
contoh :
ذَهَبَ
عَلِيٌ
“
Telah Pergi Ali “.
Dalam susunan jumlah tersebut,
lafadz _ Ali _ menempati kedudukan
sebagi fail. karena yang pertama dia marfu, terletak setelah fiil yang ma’lum
dan dia adalah pelaku perbuatan tersebut.
Pertanyaan yang lebih mengekplorasi
dan sedikit radikal, bisakah Fail lahir atau “ diproduksi “ dari jenis isim atau
fiil yang lainya. ternyata survei membuktikan fail bisa lahir dari jenis
isim juga, dalam term ilmu nahwu disebut,
“ Awaamil Faail “ – (الفاعل عوامل =
faktor yang menjadikan fail ada ). atau dalam istilah saya “ Asbabu
Wujud Al-Fail “ ( sebab-sebab adanya fail ). Mari kita bongkar
sama-sama teori ini. ^_^
Awamil
Fail ini memilki beberapa personil anggota yang bisa “ memproduksi ” fail .
yaitu :
1.
Isim
Fail
Isim fail adalah isim yang bisa
menjadi penyebab adanya fail, contoh :
يَانَافِعًا عِلْمْهُ
“
Wahai yang bermamfaat ilmunya “
Lafadz
_ Al-Ilm _ dibaca marfu dengan dhomah, apa sebabnya ???. karena, eh karena, !!
lafadz _Al-Ilm _ itu, dibaca marfu dengan dhomah karena menjadi fail. yup! fail
dari Isim fail. Oh bisa ya ??. tentu
bisa, tandi contohnya.
Perlu digaris bawahi, bahwa teori- teori
yang ada dalam ilmu nahwu adalah karena ada “ kejadianya “ atau sample
contoh-contoh jumlah dalam Al-qur’an atau as-sunnah atau dari uslub bahasa arab
itu sendiri. maka dari sana lahirlah teori-teori ilmu nahwu. bukankah teaori-teori
ilmu nahwu itu lahir setelah adanya Al-Qur’an dan as-sunnah. next lanjut ...
pembahasan selanjutnya.
2.
Sifatul Musyabahah
Sifatul
musyabahah adalah isim yang menunjukan atas sifat yang tetap selamanya ada atas
disifati. dan sifat musyabahah ini tidak diambil kecuali
dari fiil tsulatsi La’jim . ( lebih jelas tentang sifatul musyabah lihat ilmu tasrif jlid 1.hal 33. Ustadz A.
Zakaria ).
Contoh
fail yang lahir dari sifatul musyabahah,
زَيْدٌ حَسَنٌ وَجْهُهُ
“ Zaid, indah wajahnya “
Lafadz _wajh_ dibaca marfu dengan
dhomah, kenapa coba ??. betul!. karena, eh karena lafadz _wajh_ dibaca
marfu dengan dhomah karena dia jadi fail yang lahir atau dibentuk dari sifatul
musyabahah, yaitu lafadz _ hasanun_ . So Fail bisa dibentuk bukan hanya dari
fiil yang ma’lum tetapi juga bisa dengan sifatul musyabah. jumlah diatas adalah contohnya. ^_^.
3.
Isim Masdar
contoh
فِى البَحْرِ وَاللطَهُوْرُ
مَأُه
“ Dilaut adalah suci
airnya “
Jumlah tersebut adalah potongan dari teks
hadits, lafdz _ al-Ma _ dibaca marfu, karena, eh karena kata _Al-Ma_
tersebut menjadi fail dari isim masdar. mana isim
masdranya ??. isim masdarnya adalah
lafadz _Thohuru_. potongan teks hadits diatas adalah menjadi “ asbabul wujud “
menjadi sebab lahirnya teori bahwa fail bisa dibentuk dari
isim masdar-. mustahil suatu teori ada, tanpa ada contoh samplenya dalam teks
hadits, ayat A-Qur’an atau dari uslub
bahasa arab itu sendiri.
4. Isim
Tafdil
Isim tafdil adalah
isim yang menjukan sifat yang lebih dari
pada yang lain. dan isim tafdil ini diambil dari wajan أٙفْعَلَ .
contoh :
مَرَرْتُ بِا أَفْضَلِ أَبُوْهُ
“ Aku Melewati
Sebaik-Baiknya Ayah “
lafadz _Abu _ dibaca marfu dengan “ wau “
( karena asmaul khomsah ). dan kemarfuanya
adalah karena lafadz _abu_ menjadi fail dari isim tafdhil. Isim tafdhilnya
yaitu lafadz أَفْضَلِ
5. Isim
Fiil
isim fiil adalah isim
tetapi bermakna fiil. contoh
هَيْهَاتَ االلعَقِيْقُ
lafadz _Al’aqiq_ dibaca marfu karena
menjadi fail yang dibentuk dari isim fiil. isim Fiilnya
yaitu lafadz هَيْهَاتَ.
yup! terbuka sudah cakrawal berfikir
kita ... bahwa ternyata fail tidak selamanya “
dilahirkan“ dari fiil yang ma’lum saja .... ^_^