This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Minggu, 19 Mei 2013

HAL


(Hal)
Hal adalah isim mansub yang digunakan untuk menjelaskan keadaan fa’il atau maf’ul bih saat terjadinya fi’il (perbuatan).
Contoh:
صَلَّى مُحَمَّدٌ قَاعِدًا (Muhammad shalat dalam keadaan duduk)
ذَهَبَ مُحَمَّدٌ إِلَى الْمَسْجِدِ مَاشِيًا (Muhammad pergi ke masjid dengan berjalan)
رَأَيْتُ الأُسْتَاذَ رَاكِبًا (Aku melihat ustadz sedang naik kendaraan)
Ketentuan-ketentuan Hal:
1. Hal merupakan isim yang mansub.
Contoh:
صَلَّى مُحَمَّدٌ قَاعِدًا (Muhammad shalat dalam keadaan duduk)
2. Hal berbentuk isim nakiroh, sedangkan shohibul hal (isim yang dijelaskan keadaannya oleh Hal) berbentuk isim ma’rifat.
Contoh:
أَكَلَ الْوَلَدُ قَائِمًا (Anak itu makan dalam keadaan berdiri)
اَلْوَلَدُ = Shohibul hal, ma’rifat
قَائِمًا = Hal, nakiroh
3. Hal mengikuti shohibul hal dari sisi nau’ (mudzakkar atau muannats) dan ‘adad (mufrod, mutsanna, jama’).
Contoh:
شَرِبَ مُحَمَّدٌ جَالِسًا (Muhammad minum dalam keadaan duduk)
شَرِبَتْ فَاطِمَةُ جَالِسَةً (Fatimah minum dalam keadaan duduk)
أَكَلَ الْوَلَدُ قَائِمًا (Anak itu makan dalam keadaan berdiri)
أَكَلَ الْوَلَدَانِ قَائِمَيْن (Dua anak itu makan dalam keadaan berdiri)

Macam-Macam Hal
1. Mufrod
Yaitu hal yang berbentuk tunggal. Termasuk bentuk mufrod disini adalah isim mufrod, mutsanna dan jama’.
Contoh:
أَكَلَ الْوَلَدُ قَائِمًا
(Anak itu makan sambil berdiri)
أَكَلَ الْوَلَدَانِ قَائِمَيْن
(Dua anak itu makan sambil berdiri)
أَكَلَ الأَوْلاَدُ قَائِمِيْنَ
(Para anak itu makan sambil berdiri)
2. Murokkab
Yaitu hal yang terdiri dari jumlah ismiyyah ataupun fi’liyyah.
Contoh:
لاَ تَشْرَبْ وَأَنْتَ قَائِمٌ (Janganlah minum sambil berdiri)
جَاءَ الْوَلَدُ يَبْكِي (Anak itu datang sambil menangis)
Setiap jumlah yang terletak setelah isim nakiroh, maka ia adalah sifat, adapun apabila terletak setelah isim ma’rifat maka ia adalah hal.
Contoh:
سَمِعْتُ طُيُوْرًا تُغَرِّدُ (Aku mendengar burung-burung berkicau)
تُغَرِّدُ = Sifat
سَمِعْتُ الطُّيُوْرَ تُغَرِّدُ (Aku mendengar burung-burung berkicau)
تُغَرِّدُ = Hal

(Maf’ul Ma’ah)


(Maf’ul Ma’ah)
Maf’ul ma’ah adalah isim yang terletak setelah huruf (و) yang mempunyai arti “bersama” untuk menunjukkan kebersamaan.
Contoh:
سَارَ عَلِيٌّ وَالْجَبَلَ (Ali berjalan bersama dengan gunung)
جَاءَ مُحَمَّدٌ وَغُرُوْبَ الشَّمْس (Muhammad datang bersamaan dengan terbenamnya matahari)
Perbedaan antara wau ma’iyyah dengan wau ‘athof:
1. Isim yang terletak setelah wau maiyyah selalu mansub, adapun isim yang terletak setelah wau ‘athof tergantung ma’thufnya.
Contoh :
سَارَ عَلِيٌّ وَالْجَبَلَ = waunya adalah wau ma’iyyah
سَارَ عَلِيٌّ وَحَسَنٌ = waunya adalah wau ‘athof
2. Pelaku pada wau ma’iyyah hanya terdiri dari satu pihak, sedangkan pelaku pada wau ‘athof terdiri dari dua belah pihak.
Catatan:
Pada dasarnya, huruf wau yang terletak di antara dua buah isim adalah wau ‘athof. Oleh karena itu seandainya sebuah kalimat cocok untuk dimaknai dengan wau ‘athof, maka wau tersebut adalah wau ‘athof.


Menyelami Lebih Dalam Pembahasan Mubtada Dan Khobar


Menyelami Lebih Dalam Pembahasan Mubtada Dan Khobar

           Oleh : Misbahuddin


Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan ‘bongkar-bongkaran’ pembahasan mubtada dan khobar.  pada kali ini, InsaAlloh kita masuk pada pembagian Mubtada

PEMBAGIAN MUBTADA

Mubtada terbagi menjadi tiga macam, yaitu : Shorir, Dhomir dan Mua’awal

1.       Shorih

Shorih bisa dikatakan dhohir (nampak ), jadi mubtadanya terbentuk dari kalimat yang jelas, nampak bahwa dia adalah mubtada. contoh

 عَلِيٌّ مُجْتَهِدٌ
اللّٰهُ سَمِيْعٌ بَصِيْرُ
Lafadz yang digaris bawahi diatas adalah mubtada, lafadznya dhohir nampak, bukan domir, Maka jika kita menemukan susunan jumlah seperti diatas, maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa jumlah itu adalah susunan mubtada dan khobar, dan mubtadanya berbentuk dhohir/ shorih.

2.       Dhomir

Mubtada dhomir adalah mubtada yang beruba dhomir, dhomir apa saja yang digunakan dalam sebuah jumlah, yang memenuhi ketentuan-ketentuan mubtada dan khobar, maka bisa disimpulkan bahwa jumlah itu adalah jumlah mubtada khobar, dan mubtadanya dibentuk dari dhomir. contoh

هُوَغَنِيٌّ
أَنْتَ نَشِيْطٌ
أَنْتِ نَشِيْطَةٌ
Mari kita perhatikan, lafadz pertama yang digunakan dalam jumlah tersebut adalah dhomir, maka dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa jumlah tersebut adalah jumlah mubtada dan khobar, dan mubtadanya terbentuk dari isim dhomir.



3.       Mu’awal

Mu’awal dalam pengertian sederhana adalah yang dita’wil.  untuk lebih jelasnya perhatikan contoh dibawah ini.

وَأَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرُ لَكُمْ
            Jumlah yang digaris bawahi diatas adalah mubtada, karena mubtadanya terbentuk dari       fiil mudore dan huruf _ أَنْ_ maka mubtadanya harus dita’wil atau ‘dipindahkan ‘ bentuk           lafadznya menjadi
صِيَامُكُمْ خَيْرُ لَكُمْ
PEMBAGIAN KHOBAR

khobar dibagi menjadi dua, yaitu : Mufrod dan ghoer mufrod.

1.       Khobar mufrod

Khobar mufrod adalah khobar yang bentuknya satu lafadz saja, Lafadz itu tetap disebut mufrod walaupun lafadznya itu terbentuk dari mutsana atau jama’. Arti mufrod disini bukan lawanya mutsana atau jama’, tetapi khobar yang bukan jumlah  dan tidak menyerupai jumlah. Contoh :

الوَلَدُ مُجْتَهِدٌ
الوَلَدَانِ مُجْتَهِدَانِ
الأَوْلَادُ مُجْتَهِدُوْنَ

Lafadz khobar _Mujtahidaani_ dan _Mujtahiduuna_. tetap saja disebut sebagai khobar mufrod , walaupun lafadznya adalah mutsana atau jama’. karena mufrod disini maksudnya adalah satu lafadz

Khobar mufrod terbagi menjadi dua, yaitu khobar mufrod yang jamid dan yang mustaq.

ü  Jamid
Isim jamid adalah isim yang  tetap, atau bisa diartikan sebagai isima yang terbentuk dengan sendirinya.  Bukan isim bentukan dari seuatu Lafadz. dan tidak ada domir yang kembali kepada mubtada. Contoh :

هٰذَاحَجَرٌ
“ Ini adalah batu “
Pemirsaaaa!!!, lafadz _Hajarun _ adalah khobar yang terbentuk dari isim yang jamid. yaitu isim yang bukan bentukan. tetapi dia itu asli dari sananya. dan dalam lafadz itu tidak ada dhomir yang kembali kepada mubtada’

ü  Mustaq

Apa itu Mustaq??, Mustaq adalah kebalikan dari  isim jamid. Isim Mustaq adalah isim yang dibentuk dari lafadz yang lain. dan dalam lafadznya mengandung dhomir yang kembali kepada Mubtada. Contoh

التِلْمِيْذُ مُجْتَهِدٌ
Pemirsaaaa!!!!, lafadz _Mujtahidun_ adalah khobar yang terbentuk dari isim yang mustaq. karena lafadz tersebut memiliki lafadz dasar yang membentuknya yaitu lafadz _ JaHada_.  dan dilafadz itu mengandung dhomir _Hua_ yang kembali kepada Mubtada.

Maka Isim apapun itu yang memilki kata dasar, maka lafadz tersebut adalah isim yang masuk kata gori isim yang Mustaq. OK!! Fahimtum?.

2.       Khobar Ghoer Mufrod

Khobar ghoer mufrod atau disebut juga khobar jumlah adalah khobar yang terbentuk dari dua lafadz atau lebih.  baik susunan jumlah atau yang hanya menyerupai jumlah.

                 Khobar Jumlah

Khobar jumlah adalah khobar yang terbentuk dari jumlah fi’liyah, yaitu jumlah fi’il dan fail. dan bisa juga  jumlah yang terbentuk dari jumlah ismiah, yaitu susunan jumlah yang tersusun mubtada dan khobar.

Contoh Khobar Jumlah

a.       Jumlah Ismiah
أَحْمَدُ مَلُهُ كَثِيْرٌ
عَلِيٌّ أَبُوْهُ  غَنِيٌّ

Contoh jumlah yang digaris bawahi diatas adalah khobar jumlah yang terbentuk dari jumlah ismiyah, yaitu susunan mubtada dan khobar.


b.      Jumlah Fi’liyah

عَلِيٌّ يَكْتُبُ عَلَى سَبُوْرَةِ
أَبُوْكَ يُصَلِى فِى المَسْجِدِ
           lafadz-lafadz yang digaris bawahi diatas adalah khobar jumlah yang terbentuk dari fiil         dan fail, maka disebutlah jumlah fi’liyah.

           Khobar Syibhu jumlah

            Nah, sekarang apa yang dimaksud dengan khobar syubhu jumlah.  khobar syibhu jumlah adalah khobar yang terbentuk dari  jar-majrur atau dhorof.  contoh

السَبُوْرَةُ أَمَامَ الأَوْلَادِ
الأُسْتَادُ فِىى البَيْتِ
           
            Itulah pembagian Mubtada dan Khobar. mudah-mudahan bisa bermamfaat dan bisa  sedikit memberi pencerahan. Aamin ^_^

Sabtu, 18 Mei 2013

Maf’ul Liajlih


Maf’ul Liajlih
Maf’ul liajlih adalah isim yang digunakan untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan.
Contoh:
صَلَّيْتُ إِيْمَانًا بِالله (Aku shalat karena iman kepada Allah)
زُرْتُ عَلِيّا حُبّا لَهُ (Aku mengunjungi Ali karena cinta kepadanya)
أَعْطَيْتُ الْفَقِيْرَ طَعَامًا شَفَقَةً لَهُ (Aku memberi orang fakir itu makanan karena kasihan kepadanya)
Maf’ul liajlih di bentuk dari amalan-amalan hati.
Lafazh-lafazh yang biasa menjadi maf’ul liajlih:
إِكْرَامًا (Karena hormat)
حَيَاءً (Karena malu)
حُزْنًا (Karena sedih)
رَحْمَةً (karena sayang)
خَوْفًا (karena takut)
حَسَدًا (karena iri)
Catatan:
Lafazh-lafazh maf’ul liajlih dapat di-jer-kan dengan huruf lam.
Contoh:
أَعْطَيْتُ الْفَقِيْرَ طَعَامًا لِشَفَقَتِهِ (Aku memberi orang fakir itu makanan karena kasihan kepadanya)