Sebuah
Catatan di Pagi Hari Yang Indah ...
Oleh : Misbahuddin
Hari ahad pagi yang menyejukan,
seperti biasa setelah menunaikan sholat shubuh berjama’ah, kami langusung membuat
‘ formasi’ sebuah lingkarang, untuk mendiskusikan isu-isu terhangat dan terup
to date, menggali dan menela’ah lebih
dalam dunia tata bahasa arab. berawal dari menela’ah kitab Usulu Tsalatsah berkahir
dengan penggalian setiap teks-teks yang terkandung dalam kitab tersebut secara
radikal, ekplorasi lebih da;am dan kedalam untum memenuhi kehausan kami akan
ilmu. semuanya ‘diubrak-abrik’ dan dibongkar dari perpectif ilmu nahwu dan ilmu
shorof. Huh Seruuu!!, apalagi kalo ditemani para Pakar bahasa Arab yang
refresentatif. pasti lebih seru ..dan lebih 'menendang'. hehe ..
Saya rangkung agar antum-antum semua
dapat mengambil istifadah juga dari ‘bongkaran-bongkaran’ kami dalam mengekplorasi tata bahasa arab.
Yup!, Takuun ‘ala Isti’daad.. !!
Mudhof ilahi
Mudhof ilahi secara pengertian
adalah menisbatkan sesuatu pada sesuatu, atau secara sederhananya menyandarkan
sesuatu kepada sesuatu yang lain. contoh
·
بَيْتُ االلّٰهِ
·
دَفْتَرُ عَلِيٍّ
kata ‘daftaru’ adalah mudhof
yang disandari, sedangkan kata _’aliyyin_ adalah mudhof ilahi, yang
menyandarkan diri. ketika kita
mendapatkan susunan lafadz tersebut seperti diatas maka diagnosa awal kita bisa
menyimpulan bahwa lafadz-lafazd yang kita temui itu adalah susunan
mudhof-mudhof ilahi ... Yang bersandar dan yang menyandari. Rumah Allah.
rumahnya menjadi mudhof, sedangkan lafadz _Allah_ menjadi mudhof ilahi.
Menukik lebih dalam
dan kedalam
Selanjutnya, agar mudah kita lebih mengenal
‘sosos’ mudhof dan mudhof ilahi . maka kita harus ‘ta’atufan’ lebih dekat
dengan dua sosok tersebut ( Mudhof dan mudhof Ilahi ).
Syarat-Syarat Mudhof
1.
Mudhoh ‘Haram’
/ ( Terlarang ) Memakai Tanwain.
بَيْتٌ = بَيْتُ اللّٰهِ
Lafadz _Baitun_ ketika dia menjadi
mudhof ilahi maka haram dibaca _Baitun_ ( dengan memakai tanwin), tetapi harus dibaca
_baitu_ ( tanpa tanwin), ketika bersambung dengan lafadz ALLoh, atau dengan
lafadz-lafadz yang lainya yang kedudukanya menjadi mudhof ilahi. kenapa seperti
itu??, karena eh karena. aturanya seperti itu bahwa Mudhof ‘Haram’ Memakai
Tanwain.
2.
Secara
umum mudhof adalah nakiroh, TETAP!!!, kadang ma’rifat.
Mudhof boleh ma’rifah apabila :
a)
Mudhofnya,
Mudhof lafdiyyah. seperti
الكَبِيْرُ البَطْنِ
lafadz tersebut adalah susunann lafadz mudhof yang
lafdiyah, jadi lafdiyah maksdunya, “ secara
penampakanya seperti bukan mudhof, lebih seperti susunann sifat-mausuf. tetapi
secara ekplisist lafadz tersebut adalah susunan lafadz mudhof-mudhof ilahi.
Lafadz _Al-Kabiiru_ adalah mudhof,
pada kebiasaanya mudhof adalah nakiroh,
tetapi disini lafadz _Al-Kabirru_ adalah lafadz ma’rifah dengan tambahan Alif –lam.
kenapa seperti itu??. karena judulnya juga mudhof boleh ma’rifah asalkan
mudhofnya berasal dari mudhof lafdiyyah.
b)
Mudhofnya
berbentuk isim yang mustaq
kedua, mudhof boleh statusnya ma’rifah
asalkan mudhof tersebut terbentuk dari isim yang mustaq, mustaq adalah sebuah
kata yang ada kata dasarnya, contoh :
قَابَلْتُ الرَجُلَ الطَوِيْلَ اللقَامَةِ
Lafadz
_Athoowiila_, lafadz tersebut adalah mudhof yang ma’rifat, kenapa dibolehkan
mudhofnya berbentuk ma’rifat??, Yup betul!!, karena lafadz tersebut adalah isim
yang mustaq, Lafadz_ At-thoowiila_ adalah kata yang pecahan atau diambil dari
kata dasarnya yaitu _Thoola_. dan lafadz _Al_Qoomati_ kedudukannya menjadi
mudhofilahi, so .. otomastis wajib majrur, majrurnya dengan harokat kasroh.
nah!,
Jika antum menemukan hal yang seperti ini, maka antum jangan galau, lihat!!, Jika
mudhofnya adalah isim yang mustaq ( ada kata dasarnya ) maka lafadz tersebut
boleh ma’rifah walaupun pada Keumumamnya Mudhof Adalah Nakiroh.
3.
Mudhof wajib
membung huruf nun ( ن
), ketika mudhofnya terbentuk dari isim musana’ atau jama. contoh :
كِتَابَا عُمَرَ
Contoh
diatas tadi, seharusnya lafadz _ Kitaabaa_ ditambah huru _nun_ menjadi كِتَابَانِ, tetapi karena aturannya, mudhof yang terbentuk dari isim mutsana atau
jama, maka huruf _Nun_nya itu wajib dibuang. Ingat!!! wajib dibuang!,
kenapa?? karena aturannya seperti itu. ( titik ) ^_^
Isim-Isim
Yang ‘Haram’ Menjadi Mudhof Ilahi
Ada
beberapa isim yang diharamkan alias dilarang menjadi mudhof, ketika dipaksakan
oleh ‘arobie ( orang arab asli ) sekalipun, maka tetap tidak bisa. tidak
bisaaa!!!, kenapa ??, karena eh karena, tata bahasa arab sudah ada aturan
mainnya.
Isism-isim
yang terlarang sampai hari kiamat untuk menjadi mudhof adalah :
1.
Isim dhomir
2.
Isim isyaroh
3.
Isim mauhsul
4.
Isim syarat
5.
Isim Istifham
Nah!, isim-isim diatas tadi sangat
terlarang untuk menjadi mudhof. TERLARAANG KERAS !!! MENJADI MUDHOF.
Isim-Isim Yang ‘Wajib ‘ Menjadi Mudhof
Untuk Isim wajib menjadi mudhof dibagi
menjadi dua, yaitu :
1.
Isim yang
wajib diidhofatkan kepada mufrod. mufrod disini maksunya adalah lafadz yang tidak berjumlah. dan ada yang
mesti diidhofatkan kepada susuna jumah.
Adapun yang mesti diidhofatkan kepada
lafadz mufrod adalah :
a)
dhorof.
عند٠لدى٠ بين٠ وسط٠ دون٠فوق٠تحت٠يمين٠شمال٠أمام٠قدام٠خلف٠ورأ٠قوق٠بعد٠ ٠قبل٠بعد٠
b)
yang bukan
dari dhorof
كلا٠كلتا٠سوى٠ذو٠ذات٠دوا٠ذوات ٠أولو ٠أولات٠سبحان٠معاد٠سائر
Isim-isim
diatas tadi, baik yang dhorof ataupun yang bukan dari dhorof, ketika diantara
lafadz itu ada dalam sebuah susunan jumlah, maka pasti kita bisa langsung
memvonis bahwa lafadz tersebut menempati termpat mudhof
2.
Isim yang
mesti idhofatkan kepada jumlah
Ada
beberapa lafadz yang jika disimpan dalam susunan jumlah, maka lafazd tersebut
wajib menjadi mudhof dan wajib disandarkan kepada jumlah bukan di sandarkan /
diidhofatkan kepada mufrod. contoh
إِذْ٠حَيْثُ٠إذا٠لَمّا٠مذ٠مُنْذُ
. Lafadz-lafadz
tersebut diatas, wajib menjadi mudhof dan wajib diidhofatkan/ disandarkan
kepada susunan jumlah, terlarang diidhofatkan kepada lafadz mufrod.
Isim Yang Boleh Dijadikan Mudhof boleh tidak.
Beberpa
contoh akan di cantumkan untuk ponit ini, jadi ada beberapa lafadz yang bisa
dijadikan mudhof dan bisa juga tidak dijadikan mudhof. jadi giaman dong?,
mungkin antum bertanya. Nah!, Maka untuk hal ini, kita kembalikan kepada
susunan jumlahnya. apakah lafadz tersebut harus jadi mudhof ataukah tidak. beberapa
contoh lafadz tersebut adalah :
غلام٠حصان٠كتاب٠
Simpelnya, lafadz-lafadz yang
tidak termasuk pada isim-isim yang wajib
menjadi mudhof dan tidak juga masuk pada yang ‘haram’ ( terlarang ) menjadi
mudhof maka lafadz-lafadz tersebut bisa dimasukan kepada point ketiga ini,
yaitu lafadz-lafadz yang boleh jadi mudhof boleh juga tidak.
Mudah-Mudahan Bermampaat !!!! ^_^
0 komentar:
Posting Komentar