Kamis, 03 Januari 2013

Menelusuri Hakikat _ Naib Fail_ Dalam Uslub Tata Bahasa Arab


Oleh : Misbahuddin 

Naib fail ini termasuk ‘ personil’ dari isim-isim yang marfu’.  Naib fail adalah pengganti fail ( subjek ) , kenapa disebut pengganti fail?. karena eh karena, ketika fiilnya ma’lum, maka mau tidak mau fail wajib ada, tetapi ketika fiilnya berebentuk fiil yang majhul maka disini diwajibkan adanya  naib Fail yang mengantikan Fail yang tidak disebutkan.

Terus gimana donk untuk membedakan fail dengan naib fail ???. gampang tidak perlu galau ... hehe. kita kembalikan kepada pengertian dasarnya ( base interpretation ). jika pengertian  sudah kita dapat maka frame work kita akan terbangun secara sendirinnya.

Yuk simak, pengertian Naib Fail, Naib fail adalah adalah  adalah berfungsi untuk menggantikan fail, kedudukanya marfu, yang terletak setelah fiil yang majhul dan menunjukan ‘sesuatu’ atau orang yang dikenai pekerjaan ( objek penderita ).  contoh

ضُرِبَ االكَلْبُ Telah dipukul anjing :

lafadz _ الكَلْبُ _ adalah Naib fail, kenapa? alasan pertama, karena dalam jumlah tersebut diatas, Fail nya tidak ada, maka oleh karena itu harus ada pengganti fail, maka lahirlah Naib fail.  alasan kedua, lafadz _ الكَلْبُ _ kedudukanya marfu, tanda marfunya adalah dhomah Dan alasan ketiga, lafadz _ الكَلْبُ _ didahului oleh fiil yang majhul yaitu lafadz _ ضُرِبَ _.  oke Right ??.

Garis besar yang membedakan antara fail dengan naib fail adalah fiilnya. jika isimnya didahului oleh fiil yang ma’lum maka isim tersebut adalah fail. dan jika isimnya didahului oleh fiil yang majhul maka isim tersebut pasti naib fail.

Kenapa Sih...?  Fail Ditiadakan Dalam Suatu Jumlah

Ada beberapa sebab fail ditiadakan dalam sebuah jumlah. dan penyebab-penyebabnya dikembalikan pada kontek kejadianya.

1. Karena Sudah diketahui pelakunya.  contoh
خُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيْفًا
Telah diciptakan manusia dalam keadaan lemah.
Jumlah tersebut tidak ada failnya, dengan dimajhulkan fiilnya yaitu lafadz   _ خُلِقَ_. maka lafadz _ Al-Insanu_ menjadi Naib Fail. alasan kenapa Failnya ditiadakan. karena yang menjadi fail atau subjek sudah jelas, yaitu Allah yang menciptakan manusia dalam keadaan lemah.

2. Tidak diketahui pelakunya

  ( telah dicuri pulpen ).                                                        سُرِقَ القَلَمُ contoh :
Jika pencurian pulpen ini tidak diketahui siapa pelakunya. dan kita juga secara tidak sadar sering menghilangkan nama pelaku ketika kita tidak mengetahui pelakunya.

3. Karena Takut
Hal Ini terjadi jika si pembawa kabar takut akan sesuatu yang akan menimpanya jika dia menyebutkan pelakunya, maka di’ghoib’kanlah pelakunya. contoh
قُتِلَ عليٌ

Telah di bunuh Ali

4. Karena kasihan
Hal Ini terjadi jika si pembawa kabar merasa kasihan terhadap pelaku, maka “ dighoibkan” lah pelakunya karena alasan kasihan kepada pelakunya.  contoh :
سُرِقَ السَاعَةُ
Telah dicuri sebuah jam.

5. Tidak ada faidah ketika disebutka
وَإِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَةِ فحيّوا بأحسن منها أوردّهها
“ Jika kamu diberi salam, maka balaslah denganyang lebih baik atau yang sebading denganya “



Aturan-Aturan Main Naib Fail

 Layak nya fail, naib fail juga mempunyai aturan-aturan mainya yang sebagian aturan mainya mirip dengan fail. yuk Simak ..

1) Naib fail harus senantiasa marfu
2) Naib fail harus selamanya di dahului oleh fiil yang majhul
3) Naib Fail berasal berasal dari maful bih, tetapi karena failnya tidak ada maka ia menggantikan tempat fail.
4) Jika naib failnya mutsana atau jama’, maka fiilnya tetap dalam keadaan mufrod.
5) Jika naib failnya muannats, maka fi’ilnya harus diberi tanda muannats.
6) Setiap ada naib fail maka fail mesti tidak ada. Sementara dalam bahasa indonesia  atau bahasa inggris  masih bisa  disebutkan, “ saya dipukul oleh ali “ . Dan kalimat seperti tidak boleh dan tidak akan bisa terjadi dalam bahasa arab.
 ضُرِبْتُ بِعَلِيٍ
Ini salah satu kalimat indonesia yang diarabkan. Jadinya sesat dan menyesatkan hehe....


“ Sesuatu “ Yang Suka Mengantikan Fail

1) Maful bih
contoh :
كُتِبَ عَلَيْكُم الصِيَامُ

. كَتَبَ اللّٰهُ  عَلَيْكُم الصِيَامَ      Jumlah tersebut pada hakikatnya adalah  :
lafadz _ Allah _ adalah Fail, dan ketika fiilnya dimajhulkan otomatis Fail harus dibuang, yaitu lafadz _Allah_. maka lafadz _ As-shiyama_ yang tadinya maful bih berubah kedudukanya menjadi pengganti fail / dijadikan naib fail. jadi berubah syakalnya dari _ Syiyama_ menjadi  _Syiyamu_. dibaca dengan dhomah diakhir karena menjadi naib fail. Karena naif fail harus marfu.

2) Jar – Majrur

contoh :
وَلَايُنْقَصُ مِنْ عُمْرِه
“ Dan tidak dikurangi dari umurnya “
Maka lafadz _ مِنْ عُمْر _ adalah naib fail yang berbentuk jar-majrur.  jadi boleh jar majrur menjadi naib fail.

3) Dhorof

contoh :
شُهِدْتُ لَيْلَةُ القَدْر
“ Telah disaksikan malam lailatul qodar “
lafadz _ لَيْلَةُ _ adalah dhorof jaman. yang dalam kontek contoh disini menjadi naib fail yang berasaldari dhorof.

4) Masdar
contoh :
أُحْتُفِلَ اِحْتِفَالٌ عَظِيْمٌ

“ Telah dirayakan perayaan yang besar “
Lafadz _ اِحْتِفَالٌ_ adalah naib Fail yang dibentuk dari isim masdar.

Awamil Naib Fail

Awamil atau penyebab lahirnya Naib fail selain bisa dibentuk dari fiil yang majhul, bisa juga dibentuk dari isim. Hah .... Isim bisa menjadi sebab adanya naib fail ??.  yup! layaknya fail.  naib fail juga bisa dibentuk dari isi. yaitu :

1. Isim Maf’ul
yup! ini salah satu bukti bahwa ternyata isim maful bisa menjadi penyebab naib fail itu harus ada dalam sebuah jumlah : contoh :
وَالمَحْمُوْدُ خُلْقُهُ مَدُوْحٌ
dan yang dipuji adalah ahlaknya yang terpuji.
Lafadz _ خُلْقُهُ _ adalah naib fail dengan tanda marfu’ dhomah, lafadz tersebut menjadi naib fail dari isim maf’ul yaitu lafadz _ المَحْمُوْدُ_.

2. Isim mansub Ilahi
secara bahasa mansub ilahi adalah isim yang disandarkan kepada sesuatu. lebih jelas perhatikan contoh berikut ini

صَاحِبْ رَجُلًا نَبَوِيًّاخَلْقُهُ

“ Bertemanlah dengan seoarang yang seperti nabi ahlaknya “

lafadz _ خَلْقُهُ _ adalah naib fail dari isim mansub ilaih. mana isim mansub ilahinya ?. isim mansub ilaihnya adalah lafadz _ نَبَوِيًّا_. ( yang seperti nabi ).

The Kind Of Naib Fail

Naib Fail terbagi beberapa macam, yaitu :

1. Naib Fail yang dhohir
contoh
كُتِبَ عَلَيْكُم الصِيَامُ =lafadz _as-syiyamu_ adalah naib fail yang “ jutrunganya “ nyata terlihat dalam susunan jumlah.

2. Naib Fail yang dhomir
سُئِلْتُ ( aku ditanya ) = maka naib failnya disini adalah berbentuk dhomir “ aku “ yang dilambangkan dengan huruf “ Tu “ dalam kalimat سُئِلْتُ.

3. Muawwal
muawwal artinya yang dipindahkan atau dita’wil . contoh
يُحْمَدُ أَنْ تَجْتَهدُوْا
di dalam jumlah tersebut yang menjadi naib failnya adalah _ أَنْ تَجْتَهدُوْا _ dan dipindahkanlah atau dita’wwil jumlah tersebut menjadi
يُحْمَدُ إِجْتِهَادُ كُمْ
Jadi, lafadz _ إِجْتِهَادُ_ menjadi naib fail dari hasil pindahan atau ta’wilan dari lafadz _ أَنْ تَجْتَهدُوْا_

Mudah-mudahan pembahasan ini bermampaat dan memberi pencerahan untuk sebuah peradaban ilmu yang lebihtinggi. Aamin. Salam Pencerahan ...^_^

0 komentar:

Posting Komentar