Rabu, 21 November 2012

Membongkar Hakikat Subjek ( Faail ) Dalam Uslub Bahasa Arab


Oleh : Misbahuddin


            Subjek atau fail dalam istilah ilmu nahwu memilki keunikan tersendiri, jika subjek dalam bahasa indonesia tidak memilki atuaran-aturan yang komplek. tetapi berbeda halnya dalam tata bahasa arab, faill atau pelaku memilki aturan-aturan yang komplek. yang dengan hal itu kaidah-kaidah dalam tata bahasa arab lebih komlpek dan penuh warna. maka tidak heran jika wahyu ilahi disampaikan dengan bahasa arab, terlepas dari perdebatan ulama, apakah Al-Qur’an itu bahasa arab asli atau “ bahasa “ yang yang diarabkan. tetapi  inti nya adalah Al-qur’an menggunakan tata bahasa arab. karena jika manusia ingin memahami Al-Qur’an maka haruslah dia mempelajari tata bahasa arab ( Tafsir AlMufasir. 33 )

            Bagaimanakah tata bahasa arab membahas masalah Fail ( pelaku ) mari simak pemaparanya,

            Fail adalah isim yang marfu yang didahului oleh fiil yang ma’lum  atau yang sefungsi  dengan fiil. dan menunjukan pelaku suatu perbuatan . contoh :
ارسل اللّه اللأنبيأ
            kata Allah adalah Fail karena terletak setelah fiil yang ma’lum dan Allah adalah pelaku dari jumlah ( kalimat ) tersebut.
هو الطهوور مأه االحل الميتته
Kata  مأ  dan  الميتته adalah fail dari isim yang sema’na atau memilki fungsi seperti fiil. yaitu kata الطهوور dan الحل  kedua kata tersebut adalah isim madar. jadi Fail juga bisa terbentuk bukan hanya dari fiil ma’lum, tetapi bisa juga terbentuk dari  isim yang memiliki fungsi seperti fill.  

Hukum-Hukum Fail
             Fail memilki aturan-aturan mainnya tersendir. suatu kata bisa divonis menjadi fail jika telah memenuhi syarat-syarat dibawah ini.

1.      Wajib marfu. adapun tanda marfunya  dikembalikan kepada jenis isim yang menjadi fail tersebut
رجع المدرّس
2.      Fail harus didahului oleh fiil yang ma’lum baik madhi atau fiill mudhori.
3.      Fail tidak selamanya harus bersambung dengan fiil, terkadang fail terselang oelh kalimat lain
إنّما يخشى اللّه من عبده اللعلمآء
4.      Jika susah mencar fail maka pergunakanlah pertanyaan “ apa “ atau “ siapa “, contoh
·        Apa yang suci ?
·        Siapa yang pergi?
·        Apa yang halal ?
            maka jawaban dari pertanyaan tersebut pasti itu adalah Fail. ora bingung-    bingun untuk mencarinya.
5.     Jika failnya muannats, maka fiilnya wajib diberi tanda muannats. jika fiil madhi yaitu dengan ta’mati diakhirnya, dan jika fiil mudhori maka dengan Ta’ mudhoro’ah ( ta diawalnya ), contoh :
ترجع المدرّسة ٠ رجعت المدرّسة
6.      Jika failnya mutsanna atau jama’, maka fiilnya wajib tetap dalam keadaan mufrod. contoh :
·     رجع المدرّس
·     رجع المدرّسان
·     رجع المدرّسون
7.      Fail boleh ditempatkan setelah maf’ul bih
إنّما يخشى اللّه من عبده اللعلمآء

0 komentar:

Posting Komentar