skip to main |
skip to sidebar
05.55
kdns pusdiklat
Fi’il laazim dan fi’il Muta’addi
Pelajaran sebelumnya kita
membahas fi’il dipandang dari sudut subjeknya.
Adapun fi’il menurut objeknya juga terbagi menjadi 2, yaitu :
- Fii’il laazim
(الْفِعْلُ
اللَّازِمُ)
- Fi’il muta’addi (الْفِعْلُ الْمُتَعَدِّى)
1. Fi’il laazim
Adalah fi’il yang tidak membutuhkan objek.
Contoh :
قَامَ (qooma)=berdiri
حَضَرَ (hadoro)=hadir
جَلَسَ
(jalasa)=duduk
Contoh dalam kalimat :
جَاءَ
مُحَّمَدٌ (jaa a muhammadun)= Muhammad datang
Kalimat di atas tidak membutuhkan objek, dan ini sama halnya dengan bahasa
Indonesia, kata berdiri, datang atau duduk memang tidak membutuhkan objek.
2. Fi’il muta’addi
Adalah fi’il yang membutuhkan satu objek atau dua objek.
Contoh yang membutuhkan satu objek :
كَتَبَ (kataba)=menulis
ضَرَبَ (dhoroba)=memukul
نَصَرَ
(nashoro)=menolong
Contoh dalam kalimat
كَتَبَ مُحَمَّدٌ
الرِّسَالَةَ (katab a muhammadun arrisalata)= Muhammad menulis surat
Contoh fi’il yang membutuhkan dua objek :
عَلَّمَ (‘allama)=mengajarkan
أَعْطَي (a’tho)=memberi
كَسَا (kasaa)=memakaikan
Contoh dalam kalimat
واتَّخَذَ اللهُ
إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلا
(wattakhodzallaahu ibrohiima kholiila)= dan Allah menjadikan ibrohim sebagai
kholil
Jika kita melihat kata-kata yang dipakai, baik yang tidak membutuhkan objek,
atau membutuhkan objek satu atau dua, bisa kita nalar dengan bahasa indonesia
kita, sehingga untuk menentukan dia butuh satu objek atau dua objek, bisa kita
ketahui dengan logika kita.
Lalu, adakah cara untuk membuat fi’il laazim menjadi fi’il muta’adi, layaknya
fi’il ma’lum menjadi majhul??
Jawabannya “ada” dan inilah salah satu uniknya bahasa arab, kata dasarnya bisa
sama, tapi artinya bisa berbeda-beda.
Caranya
1. Dengan menambahkan hamzah (أ) di depan
kata sehingga membentuk pola (أَفْعَلَ = af’ala)
Contoh :
خَرَجَ
(khoroja)= keluar menjadi أَخْرَجَ (akhroja) = mengeluarkan
دَخَلَ (dakhola)= masuk
menjadi أَدْخَلَ (adkhola) = memasukkan
2. Dengan menasdidkan ‘ain fi’ilnya
menjadi فَعَّلَ (fa’
‘ala)
Contoh :
حَسُنَ (hasuna) = bagus menjadi
حَسَّنَ (hassana)=membaguskan
خَرَجَ (khoroja) = keluar
menjadi خَرَّجَ (khorroja) = mengeluarkan
3. Dengan menambahkan huruf jer pada
objeknya.
Contoh :
ذَهَبَ اللهُ
بِنُوْرِهِمْ (dzahaballaahu binuurihim) = Allah menghilangkan cahaya
mereka
جِئْتُ بِحَسَنٍ (ji’tu bihasanin)= aku datang
dengan hasan
Demikianlah cara mengubah fi’il laazim menjadi muta’addi, yang ternyata hanya
menambahkan satu huruf saja sudah merubah makna dan jenis dari fi’ilnya. Inilah
salah satu alasan mempelajari bahasa arab dapat mencegah seseorang menjadi
salah ucap (lahn).
Posted in:
0 komentar:
Posting Komentar