Maf’ul bih
Maf’ul bih adalah isim manshub yang
menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan. Pengertian mudahnya adalah objek
yang dikenai pekerjaan.
Contoh:
]إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَمْرًا[ الأحزاب 36
"Apabila
Allah dan rosulnya telah menetapkan suatu perkara"
Kataأَمْرًا isim manshub dengan fathah karena
merupakan isim mufrod ,sebagai maf’ul bih
Kita bisa tahu kata أَمْرًا merupakan maf’ul bih dengan melihat harokat akhirnya
dan dari artinya kata tersebut merupakan objek kalimat.
قَرَأْْتُ كِِتَابَيْنِ
"Aku membaca 2 kitab"
Kata كِِتَابَيْنِ isim manshub dengan ya karena
merupakan isim mutsanna ,sebagai maf’ul bih.
ضَرَبَ عَلِىٌّ كَلْبِيْنَ
"Ali memukuli
anjing-anjing"
Kata كَلْبِيْنَ isim manshub dengan ya karena merupakan
isim jama’ mudhakar salim, sebagai maf’ul bih.
Jenis-jenis Maf’ul bih
Maf’ul bih ada yang mabni dan ada yang mu’rob.
Untuk Maf'ul bih yang mu’rob
sebagaimana yang telah kami contohkan di atas, sedangkan yang mabni dapat
dilihat dari contoh berikut:
جَزَاهُ
اللهُ
"Semoga Allah membalasnya"
Dhomir هُ merupakan
isim mabni dengan fathah, sebagai maf’ul bih
وَفَّقَكُمُ
اللهُ
"Semoga Allah memberi taufik
kepada kalian"
Dhomir كم
merupakan maf’ul bih
Posisi maf’ul bih dalam kalimat
Posisi maf’ul bih bermacam-macam,
berbeda dengan bahasa Indonesia yang objeknya berada setelah subjek predikat,
dalam bahasa arab, objek posisinya dapat berada pada keadaan berikut:
1. Di depan
Contoh:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ
"Hanya kepadamu kami
menyembah"
Kata إِيَّاكَ merupakan maf’ul bih.
Dalam kaidah bahasa arab, mendahulukan
objek dari predikat menunjukkan pembatasan dan dapat diselipkan kata “hanya”.
Sehingga makna ayat tersebut adalah “hanya kepada Allah-lah kita beribadah dan
tidak boleh tertuju kepada selainnya”.
Di 2. Antara fi’il dan fa’il
Contoh:
رَحِمَكَ اللهُ
"Semoga Allah
menyayangimu"
Kata ك
adalah maf’ul bih.
3. 3. Di belakang
Contoh:
سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ
"Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga"
Kata طَرِيْقًا merupakan maf’ul bih
Tambahan:
Dalam satu kalimat, maf’ul bih bisa
lebih dari satu, tergantung kata kerja (fi’il) yang digunakan.
Contoh:
أَعْطَى المُدَرِّسُ مُُحَمَّدًا
جَائِزَةً
"Guru memberikan Muhammad
hadiah"
Dalam kalimat di atas, maf’ul bihnya
ada dua, yakni مُُحَمَّدًا dan
جَائِزَةً
Fi’il-fi’il yang membutuhkan 2
maf’ul bih (objek) diantaranya adalah
اَلْبَسَ (memakaikan)
أَخْرَجَ (mengeluarkan)
أَخْبَرَ(mengabarkan)
أَنْبَأَ
(memberitakan)
أَعْطَى
(memberikan)
عَلَّمَ(mengajarkan)
Cara mudah mengetahui apakah fi’il
tersebut butuh 2 maf’ul bih atau tidak dengan melihat pola fiil muta’adi seperti
di atas atau dengan mengetahui artinya.
Latihan: Tentukan maf’ul bih dari
kalimat berikut!
1. ]أَطِيْعُوْا اللهََ
وَ أَطِيْعُوْا الرَّسُولَ[ النساء 59
2. ]كَذَّبَتْ قَوْمُ
نُوْحٍ المُرْسَلِيْنَ[ الشعراء 105
3. ]وإِذِ ابْتَلَى اِبْرَاهِيْمَ رَبُّهُ[ البقرة 124
4. ]إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ[ القدر 1
5. ]اليَوْمَ أكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ[ المائدة 3
1 komentar:
thanks artikelnya
sangat bermanfaat..
Posting Komentar